Tribun Anda - Delapan gadis Iran menyamar sebagai laki-laki demi bisa menyaksikan pertandingan sepak bola di Stadion Azadi di Kota Teheran, Minggu (12/2/2017).
Hal itu dilakukan para perempuan tersebut karena ada larangan resmi di negara itu yang melarang kaum perempuan masuk ke stadion. Otoritas Iran berargumentasi, pelarangan bagi wanita menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion yang sama dengan laki-laki adalah demi kepentingan mereka.
Regulasi itu melindungi kaum hawa dari bahasa-bahasa kotor atau cabul yang mungkin terdengar dari tribun penonton. Menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri Iran, Alireza Adeli, para gadis itu berniat menyaksikan pertandingan derbi antara Esteghlal dan Persepolis.
Namun, petugas keamanan memergoki mereka dan melarang mereka masuk ke dalam stadion. Dua tim sekota itu adalah kesebelasan paling tua dan terkenal di negara itu. Dalam laga tersebut, Esteghlal memenangi pertandingan dengan skor 3-2.
Kaum perempuan di Iran dilarang untuk menyaksikan pertandingan olahraga di stadion sejak tahun 1979, saat pecah revolusi Islam. Pelarangan itu telah menjadi inspirasi dari sebuah film yang mendapat penghargaan pada tahun 2006, berjudul "Offside", karya sutradara Jafar Panahi.
Di dalam film tersebut digambarkan sebuah kelompok perempuan berpakaian seperti laki-laki agar bisa menyelinap masuk ke Stadion Azadi. Mereka berniat menyaksikan babak kualifikasi Piala Dunia antara Iran melawan Bahrain.
Pemeritahan Presiden moderat Hassan Rouhani menginginkan pengurangan pembatasan untuk sejumlah acara. Perempuan pun telah dimungkinkan menyaksikan pertandingan bola basket dan bola voli, meskipun dari bagian yang terpisah dengan laki-laki di tribun penonton.
Menanggapi kasus delapan perempuan itu, Adeli mengatakan, peristiwa semacam itu bukan lagi hal baru di Iran. Namun, kata Adeli, Pemerintah Iran tetap mempertahankan peraturan itu, mengingat padat dan tak layaknya kondisi di stadion sepak bola bagi perempuan.(AFP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar