Senin, 19 Desember 2016
Korut: Upaya Perjanjian Damai Selalu Dihalangi AS
Tribun Anda - Korea Utara dikenal sebagai negara berkekuatan nuklir yang belakangan semakin gencar melakukan serangkaian uji coba rudal di Semenanjung Korea. Akibatnya, Amerika Serikat geram dan kerap meniupkan isu pelanggaran hak asasi manusia dan sikap otoriter pemerintahannya. Alhasil, dunia internasional menyoroti segala tindak-tanduk satu-satunya negeri paling tertutup di dunia tersebut.
Meski begitu, Korea Utara mengklaim kalau negaranya sejak lama mengajukan penandatanganan perjanjian perdamaian, bahkan sebelum memiliki senjata nuklir. Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwan-il mengatakan, pengajuan perjanjian perdamaian kepada AS dan sekutunya itu dimulai pada 1956 dan 1995.
"Tuntutan dan upaya kami untuk perjanjian perdamaian semuanya belum berhasil karena dihalangi oleh Amerika yang bertanggung jawab atas perjanjian dan kontrolnya atas Korea Selatan," kata Kwan-il, di Jakarta, Senin, 19 Desember 2016.
Setelah dua kali mengalami kegagalan, kemudian dilanjutkan pada 2010, atau bertepatan dengan 60 tahun terjadinya Perang Korea. Pembicaraan ini lalu diajukan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa ke-70.
"Amerika menganggap jika situasinya mereda dan tercapainya damai di Semenanjung Korea, maka mereka akan kehilangan kendali. Ini yang melemahkan kekuasaannya di kawasan Asia Pasifik," tegas Kwan-il.
Selain itu, apabila tercapai perjanjian perdamaian antara Korea Utara dan AS, maka akan tersedia jaminan hukum bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama, khususnya penyelesaian berbagai konflik antara negaranya dengan Jepang dan Korea Selatan.
"Pemimpin kami Kim Jong-un mengatakan akan terus menormalisasi hubungan bilateral dengan negara-negara yang menghormati kedaulatan dan bersahabat dengan kami. Meski mereka pernah bermusuhan dengan kami di masa lampau," ujarnya.
Kendati demikian, apapun itu, Kwan-il menyebut negaranya akan menyambut baik dan tangan terbuka jika perbaikan hubungan bilateral AS dan Korea Utara mendorong pembangunan di kawasan Asia Timur Laut. (viva)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar